Memang agak sulit menjelaskan orgasme itu sendiri, karena setiap orang memiliki rasa dan tingkat penerimaan orgasme yang berbeda-beda. Umumnya wanita menganggap orgasme adalah perasaan nikmat yang tertinggi dari bangkitnya nafsu seks.
Perasaan ini biasanya dimulai dari bagian pinggul, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Selama orgasme, perasaan wanita berpusat pada sensasi dan sebagian besar pada pengeluaran cairan dari vaginanya. Ini dimulai pada saat-saat perasaan tegang yang tidak terkontrol, nikmat, pelepasan ketegangan mental dan kelegaan saat pelepasan.
Orgasme disebabkan oleh suatu reaksi spontan. Rangsangan di daerah klitoris baik secara langsung ketika wanita bermasturbasi atau dirangsang secara tidak langsung oleh gerakan penis ketika masuk ke dalam vagina, membuat pesan dikirim ke dalam sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang, reaksi spontan ini terjadi dan pesan diedarkan ke seluruh syaraf yang mengendalikan otot-otot pinggul.
Tetapi apakah pesan ini seluruhnya diedarkan, ditingkatkan intensitasnya atau dihentikan, tergantung tingkat kontrol oleh otak wanita terhadap reaksi spontan itu. Wanita yang tidak terbiasa dengan seks, biasanya akan menambah kesan itu dan lebih cepat mencapai orgasme. Tetapi jika wanita secara rasa tidak menyukai, mungkin ia gagal mencapai orgasme selama persenggamaan. Kalaupun ia dapat mencapai orgasme, ia bagaikan sedang berfantasi ketika bermasturbasi.
Orgasme seorang wanita biasanya dihubungkan dengan gerakan mengejutkan di daerah paha dan otot pinggul seperti pada pria. Tetapi beberapa orang wanita tetap berdiam dan kaku selama orgasme. Orgasme seorang wanita berbeda dengan orgasme pria, karena tidak ada ejakulasi. Namun begitu, bukan berarti wanita tidak dapat berejakulasi. Justru ejakulasi wanita sangat dahsyat.
Berlawanan dengan keyakinan umum, wanita tidak selalu harus melengkungkan punggungnya atau berteriak selama orgasme. Otot rahim dan vagina berkontraksi, dan beberapa wanita mengalami orgasme yang lebih kuat ketika penis berereksi di dalam vagina pada saat tertentu, sehingga dapat dijepit dan dilepaskan oleh otot-otot vagina yang berkontraksi.
Pada hampir semua orgasme, dorongan orgasme dimulai dengan refleks yang ditimbulkan rangsangan pada klitoris, meskipun pesan tambahan mungkin berasal dari rangsangan pada vagina. Namun pada semua orang, orgasme dinyatakan dengan kontraksi otot-otot pinggul, termasuk otot vagina, dan dirasakan sebagai kenikmatan oleh daerah tertentu di otak.
Banyak wanita yakin bahwa pasangannya memberikan orgasme dan jika ia gagal mencapai orgasme selama hubungan seks, berarti ia tidak feminin dan sang pria pun merasa tidak jantan. Jadi jangan heran jika banyak wanita memalsukan orgasme mereka agar sang pria terlihat tetap jantan dan wanita itu sendiri tetap feminin.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Dengan pendekatan lebih terbuka terhadap seksualitas Anda, kini diketahui wanita yang gagal mencapai orgasme selama persenggamaan tidak mengalami kelainan seks dan tidak seharusnya memalsukan orgasme. Perlu saling pengertian yang dalam untuk mencapai hal ini. Karena itu, komunikasi adalah kuncinya.
>>rio10
Perasaan ini biasanya dimulai dari bagian pinggul, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Selama orgasme, perasaan wanita berpusat pada sensasi dan sebagian besar pada pengeluaran cairan dari vaginanya. Ini dimulai pada saat-saat perasaan tegang yang tidak terkontrol, nikmat, pelepasan ketegangan mental dan kelegaan saat pelepasan.
Orgasme disebabkan oleh suatu reaksi spontan. Rangsangan di daerah klitoris baik secara langsung ketika wanita bermasturbasi atau dirangsang secara tidak langsung oleh gerakan penis ketika masuk ke dalam vagina, membuat pesan dikirim ke dalam sumsum tulang belakang. Di sumsum tulang belakang, reaksi spontan ini terjadi dan pesan diedarkan ke seluruh syaraf yang mengendalikan otot-otot pinggul.
Tetapi apakah pesan ini seluruhnya diedarkan, ditingkatkan intensitasnya atau dihentikan, tergantung tingkat kontrol oleh otak wanita terhadap reaksi spontan itu. Wanita yang tidak terbiasa dengan seks, biasanya akan menambah kesan itu dan lebih cepat mencapai orgasme. Tetapi jika wanita secara rasa tidak menyukai, mungkin ia gagal mencapai orgasme selama persenggamaan. Kalaupun ia dapat mencapai orgasme, ia bagaikan sedang berfantasi ketika bermasturbasi.
Orgasme seorang wanita biasanya dihubungkan dengan gerakan mengejutkan di daerah paha dan otot pinggul seperti pada pria. Tetapi beberapa orang wanita tetap berdiam dan kaku selama orgasme. Orgasme seorang wanita berbeda dengan orgasme pria, karena tidak ada ejakulasi. Namun begitu, bukan berarti wanita tidak dapat berejakulasi. Justru ejakulasi wanita sangat dahsyat.
Berlawanan dengan keyakinan umum, wanita tidak selalu harus melengkungkan punggungnya atau berteriak selama orgasme. Otot rahim dan vagina berkontraksi, dan beberapa wanita mengalami orgasme yang lebih kuat ketika penis berereksi di dalam vagina pada saat tertentu, sehingga dapat dijepit dan dilepaskan oleh otot-otot vagina yang berkontraksi.
Pada hampir semua orgasme, dorongan orgasme dimulai dengan refleks yang ditimbulkan rangsangan pada klitoris, meskipun pesan tambahan mungkin berasal dari rangsangan pada vagina. Namun pada semua orang, orgasme dinyatakan dengan kontraksi otot-otot pinggul, termasuk otot vagina, dan dirasakan sebagai kenikmatan oleh daerah tertentu di otak.
Banyak wanita yakin bahwa pasangannya memberikan orgasme dan jika ia gagal mencapai orgasme selama hubungan seks, berarti ia tidak feminin dan sang pria pun merasa tidak jantan. Jadi jangan heran jika banyak wanita memalsukan orgasme mereka agar sang pria terlihat tetap jantan dan wanita itu sendiri tetap feminin.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi. Dengan pendekatan lebih terbuka terhadap seksualitas Anda, kini diketahui wanita yang gagal mencapai orgasme selama persenggamaan tidak mengalami kelainan seks dan tidak seharusnya memalsukan orgasme. Perlu saling pengertian yang dalam untuk mencapai hal ini. Karena itu, komunikasi adalah kuncinya.
>>rio10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar