Konflik merupakan realitas yang terjadi pada masyarakat dan mempunyai perspektif dan pandangan dan menjadikan salah-satu pemunculan masalah-masalah sosial. Artinya masing individu dalam masyarakat atau kelompok sosial memiliki sejarah yang berbeda, masing-masing dilahirkan dalam suatu cara hidup yang tidak sama, dan dan masing-masing manusia mempunyai sistem nialai (credial) yang memicu fikiran manusia sehingga menjadikan kebenaran itu sangat relatif.
Sebagai masyarakat sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dengan tidak membutuhkan interaksi antara manusia-satu dengan manusia yang lain. Oleh sebab itu maka manusia selalu bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan-kepentingan untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang telah dibangun didalam otak masing-masing. Perbedaan pandangan tersebut lebih lanjut dapat memunculkan istilah “konflik”, apakah kebutuhan ataukah harus dihindari. Ketika masyarkat mempelajari tentang perbedaan sosial secara bersama-sama, sering muncul anggapan bahwa setiap orang akan memiliki fakta yang sama, akibatnya mereka akan sampai pada satu analisis saja. Akan tetapi realitasnya tidak demikian, perbedaan itu ada dikarenakan oleh berbagai dimensi : status, posisi, struktur, usia, peran kelompok sosial dan lain sebagainya. Disinilah kemudian indikator-indikator posisi dalam masyarakat atau kelompok sering memberikan prilaku yang dapat menjadikan bertentangan dan tidak sesuai.
Konflik Berbeda Dengan Kekerasan
Didalam perbedaan tentang konflik dapat dijelaskan demikian :
- KONFLIK adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan.
- KEKERASAN adalah tindakan, perkataan dan sikap berbagai strukrur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial dan lingkungan, yang menghalangi seseorang untuk meraih potensinya secara penuh.
Dengan pengertian diatas dapat di tarik pemahaman yakni konflik merupakan sebuah prilaku sosial yang akan menjadikan manusia lebih mudah dalam melakukan evaluasi kemudian menjadikan stimulasi untuk melakukan sebuah perubahan atau perekayasaan sosial. Manfaat yang lebih mendasar atas kebutuhan atas munculnya konflik adalah kesadaran orang atas banyaknya masalah, yang kemudian mengarah adanya perubahan, memunculkan solusi dan menumbuh kembangkan semangat atas kepedulian diri seseorang dalam sistem masyarakat atau kelompok.
Kebutuhan akan konflik secara normatif diartikan adalah prilaku sosial yang negatif, sedangkan kebutuhan masyarakat atau kelompok pada sisi yang lain lebih mengharapkan konflik merupakan sebuah perubahan sosial yang dapat berjalan apabila terjadi kesesuaian dengan fakta atas kejadian sosial berdasar dimensi-dimensi konflik itu sendiri. Secara lebih jelas, konflik berdimensi diatas dimaksudkan demikian :
- Hidup yang di harapkan adalah tanpa konflik; tetapi dalam dimensi ini masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat harus berdasar pada semangat hidup dan dinamis.
- Konflik laten; sifatnya tersembunyi dan perlu untuk diangkat kepada publik sehingga dapat dipahami secara efektif.
- Konflik terbuka; adalah berakar dari akar penyebab dan beberapa efek
- Konflik di permukaan; tidak memiliki akar dan muncul karena kesalah pahaman mengenai sasaran yang dapat diatasi dengan meningkatkan komunikasi.
Beberapa situasi secara keseluruhan tentang konflik dapat disebutkan :
- PENCEGAHAN KONFLIK bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
- PENYELESAIAN KONFLIK bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan perdamaian
- PENGELOLAAN KONFLIK bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan prilaku yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
- RESOLOSI KONFLIK yakni menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru antara kelompok-kelompok yang berbeda pandangan tersebut.
- TRANSFORMASI KONFLIK artinya mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Teori-Teori Penyebab Konflik
Untuk membantu memahami cara-cara mengelola konflik, terbagi menjadi beberapa teori konflik yang masing-masing konflik menggunakan metode dan sasaran yang berbeda.
1.Teori Hubungan Masyarakat menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, kepercayaan dan permusuhan diantara kelompok yang beda dalam suatu maysarakat.
2.Teori Negoisasi Prinsip menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras pada perbedaan tersebut
3.Teori Kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam (menyentuh berbagai aspek) disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik, mental dan sosial, yang tidak terpenuhi atau di halangi
4.Teori Identitas mengatakan bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan.
5.Teori Kesalah Pahaman Antar Budaya, bahwa konflik disebabkan oleh ketidak cocokan dalam cara-cara komunikasi di antara budaya-budaya yang berbeda.
6.Teori Transformasi Konflik, bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya, dan ekonomi
Beberapa langkah didalam mengelola konflik mengharuskan keobyektifan dan netralitas sebagai upaya untuk menganalisis sebuah konflik. Dengan demikian analisis konflik merupakan suatu proses praktis untuk mengkaji dan memahami kenyataan konflik dari berbagai sudut pandang. Selanjutnya pemahaman ini membentuk dasar untuk mengembangkan strategi dan merencanakan tindakan. Analisis konflik tersebut antara lain adalah :
- Penahapan konfllik
- Latar Belakang konflik dan kronologi
- Pemetaan konflik
- Melihat sikap, prilaku dan konteks
- Struktur konflik
- Analisis kekuatan konflik
- Kesimpulan konflik/issu konflik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar