Pengendalian Gulma secara Preventif
Pengendalian gulma secara preventif adalah pengendalian dengan cara mencegah terjadinya infeksi dari pada mengobati. Pengendalian gulma secara preventif terbagi atas karantina, penggunaan biji yang bersih, memperhatikan sisa-sisa tanaman pertanian(jerami) yang akan dipergunakan sebagai pakan ternak, tidak menggunakan pupuk kandang yang masih baru, mencegah hewan ternak berpindah langsung ke daerah lain, penggunaan alat pertanian, penggunaan tanah atau pasir, pembersihan bahan tanaman yang akan ditanam, pembersihan tebung-tebing saluran pengairan, pembersihan gulma di tepi jalan, mencegah terbentuknya biji0biji gulma dengan cara melakukan pembabatan gulma sebelum berbunga, dan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pengendalian Gulma secara Mekanik
Pengendalian gulma secara mekanik terbagi atas :
- Handweeding (Mencabut), mencabut gulma biasanya mengurangi kerusakan atau gangguan tanaman budidaya. Kekurangan dari teknik ini adalah membutuhkan biaya yang mahal dan tidak untuk gulma yang memiliki alat perbanyakan yang berada dalam tanah (rhizom)
- Pembabatan, pembabatan sebaiknya dilakukan sebelum gulma membentuk biji. Cara ini biasadilakukan pada perkebunan, halaman rumah, dan kebun holtikultura.
- Menginjak-injak, cara ini digunakan pada daerah yang teknik bercocock tanamnya belum berkembang, biasanya dilakukan petani untuk persiapan sawah.
- Pengolahan tanah, cara ini cukup efektif karena dapat mengendalikan gulma semusim maupun tahunan. Hal ini karena dapat mengurangi populasi biji-biji gulma dalam tanah.
- Pembakaran, pengendalian dengan cara pembakaran kurang efektif karena bisa membuat biji-biji yang berada dalam tanah masak sebelum waktunya sehingga memicu tumbuhnya gulma.
- Pemakaian mulsa, mulsa digunakan untuk mengurangi jumlah atau intensitas cahaya yang sampai pada gulma atau bijinya sehingga menekan atau menghambat pertumbuhan gulma bahkan mematikan gulma.
- Penggenangan, penggenangan dilakukan untuk menekan pemenuhan kebutuhan zat asam dan cahaya bagi gulma. Dapat dilakukan dengan cara pembajakan kemudian menggenanginya dengan air.
Pengendalian Gulma secara Kultur Teknik
Pengendalian gulma secara kultur teknik atau budidaya ini antara lain :
- Penyiapan lahan dan pengaturan jarak tanam yang baik, pengaturan lingkungan akan lebih baik atau menguntungkan bagi tanaman budidaya dari pada gulma itu.
- Rotasi tanaman (crop rotation), beberapa jenis gulma telah menyesuaikan diri dengan tanaman tertentu. Penyesuaian ini karena keadaan lingkungan yang cocok atau karena telah menyesuaikan diri dengan tindakan pemeliharaan tanaman.
- Bertanam campuran (Polikultur/Tumpang sari), tanaman tertentu pertumbuhannya diikuti oleh gulma tertentu, sehingga apabila dalam satu lahan ditanam berbagai jenis tanaman yang berbeda sifat ada kemungkinan tanaman yang satu dapat menekan pertumbuhan gulma.
Pengendalian Gulma secara Kimia
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan penggunaan herbisida. Menurut cara kerjanya Herbisida terbagi atas : herbisida kontak, herbisida sistemik atau ditranslokasikan, herbisida tanah dan sterilan tanah.
Pemberian herbisida dapat dibedakan menjadi : perlakuan merata (Broadcast treatment dan blanket spray), perlakuan jalur (Band treatment), penyemprotan terarah (directed spray) dan perlakuan setempat (Spot treatment)
Pengendalian Gulma secara Biologi
Pengendalian gulma secara biologi adalah pengendalia gulma dengan memanfaatkan serangga hama yang dapat menghambat pertumbuhan gulma itu sendiri. Serangga itu didatangkan ke suatu daerah/lingkungan yang baik untuk pertumbuhannya. Dalam pengendalian ini, syarat yang diperlukan adalah :
- aktifitas dan penyebaran binatang tersebut dapat diatur dan dikuasai.- harus monofag dan tidak ada inang alternatif yang berupa tanaman budidaya.
- areal yang cukup luas
- harus aman
Syarat tersebut harus diperhatikan, jagan sampai pengendalian serangganya lebih sulit dari pada pengendalian gulma itu sendiri. Dan apabila syarat tersebut telah dipenuhi, maka pengendalian biologi adalah cara yang palig baik dan aman.
Beberapa contoh pengendalian gulma secara biologi :
- Mimosa pigra :
a. Acanthoscellides quadridentatus (Coleoptera : Chrysomelidae)
b. Carmenta mimosa (Lepidoptera : Sesiidae)
c. Chalcodermus serripes (Coleopetra : Curculionidae)
d. Sibinia spp. (Coleptera : Curculionidae), membentuk pupa dalam Mimosa dan dapat menyerang kuncup bunga.
- Chromolaena odarata
a. Pareuchaetes Pseudoinsulata (Lepidoptera : Arctidae)
menggerek : diluar jaringan (menggigit mengunyah)
menggorok : berada di dalam jaringan. Bagian daun yang terserang akan berwarna kuning dan pada akhirnya layu dan mati.
b. Pentispa expelanta ( Coleoptera : Chrysomelidae)
meletakkan telut pada permukaan jaringan epidermis daun dan memakan daun, daun berbentuk seperti renda-renda (larva). Mamakan daun dan batang (imago).
- Micania micrantha
a. Apion sp. (Coleoptera : Apionidae)
meletakkan telur pada bunga dan memakan kepala putik.
- Mimosa invisa
a. Psygidia walkeri (Lepidoptera : Cercophanidae)
memkan semua bagian tanaman
b. Scamurius sp. (Hemiptera : Coreidae)
menyerang pada vase vegetatif dan pembungaan.
dijamin jitu.........................
jalan pintas
Minggu, 02 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
- Oktober 2009 (1)
- Agustus 2009 (17)
- Juli 2009 (22)
- Mei 2009 (30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar