Survei itu sendiri dilakukan di 29 negara di dunia, melibatkan 26.000 responden usia 40-80 tahun. Indonesia adalah salah satu negara Asia yang disurvei, selain Malaysia, Philippina, Singapura, Thailand, Korea, Cina, Hong Kong dan Taiwan.
"Hal menarik yang ditemukan adalah bahwa perilaku seks di setiap negara, sangat ditentukan oleh kultur sosial, agama, demografis dan karakter epidemiologis," kata Wimpie Pangkahila, profesor yang juga pimpinan Ina-EDACT atau Indonesian Erectile Dysfunction Advisory Council and Training.
Dari survei diketahui bahwa sekitar 2% responden Indonesia mengaku sangat aktif melakukan hubungan seks. Mereka bisa berhubungan intim lebih dari sekali setiap hari. Hal ini jauh melampuai kebiasaan sebagian besar penduduk dunia, yakni rata-rata melakukan hubungan seks maksimal 6 kali seminggu.
Hal itu menunjukkan manula Indonesia masih OK dalam soal seks. Namun sayang, orang Indonesia cenderung kurang memperhatikan masalah kesehatan. Hal ini terbukti dari banyaknya penderita hipertensi di tanah air. Malah, survei membuktikan, Indonesia merupakan negara dengan insiden hipertensi terbesar keempat di Asia.
Seperti diketahui, hipertensi erat kaitannya dengan masalah disfungsi ereksi dan penurunan gairah seks. "Hampir 50% penderita hipertensi mengalami disfungsi ereksi, walau sebetulnya, masalah ini juga ditemukan pada penderita diabetes, kolesterol tinggi dan depresi," kata Prof. Chew dan Prof. Jackson dari AS.
Ironisnya, hanya 4% responden Indonesia yang memilih dokter untuk membantu mengatasi gangguan seksual. Mereka menilai gangguan seks bukan masalah serius dan bukan hal baik untuk diketahui orang lain. "Tidak heran kalau banyak orang Indonesia yang terperangkap dalam cara pengobatan salah," ujar Wimpie.
>>rio10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar