dijamin jitu.........................

Rabu, 05 Agustus 2009

MBAH SURIP



I LOVE YOU FULL

Dilahirkan di Mojokerto, 5 Mei 1949 dengan nama asli Urip Achmad Rijanto Soekotjo adalah duda dengan empat orang anak sekaligus kakek dari empat cucu.Dalam perjalanan bermusiknya, ia telah mengeluarkan beberapa album yang dimulainya sejak 1997. Karirnya berawal dari Pasar seni dan komunitas bulungan, selama berkarir di dunia musik, mbah surip sudah mengeluarkan beberapa album. Albumnya antara lain, IJO ROYO-ROYO (1997), INDONESIA I (1998), REFORMASI (1998), TAK GENDONG (2003) dan BARANG BARU (2004).
Semangat dan konsistensinya dalam bermusik patut diacungi jempol, banyak yang terinspirasi dengan musiknya.



Penyanyi fenomenal ini meninggal dunia pada hari Selasa 4 agustus 2009 pukul 10.30 WIB. Banyak yang tidak menyangka mbah akan meninggalkan kita semua secepat ini, karena sebelumnya orang-orang sempat menontonnya di televisi pada malam sebelum beliau meninggal.

slamat jalan mbah.....
smoga ketulusan hatimu dan keikhlasan perbuatanmu menjadi bekal disana



Read More..

Senin, 03 Agustus 2009

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit

Wudhu Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit Kulit
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من توضأ فأحسن الوضوء خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظفاره )) رواه مسلم.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu'nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya". HR. Muslim.
وقال أيضا: ((إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من آثار الوضوء، فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل )) متفق عليه.
Rasulullah bersabda, "Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu'nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu' secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu' maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya ... dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak ... dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!



Oleh karena itu, disyari'atkan untuk melakukan istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung) sebanyak 3 kali kemudian menyemburkannya (tetap dengan hidung) setiap kali wudhu. Adapun berkumur-kumur itu dimaksudkan untuk menjaga kebersihan mulut dan kerongkongan dari peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga gigi dari sisa-sisa makanan yang menempel gigi. Dan sudah terbukti secara ilmiah bahwa 90% orang yang mengalami kerusakan gigi jika saja mereka mau perhatian terhadap kebersihan mulutnya ketika dahulu rusak gigi-gigi mereka, dan adanya pembusukan yang terjadi disebabkan oleh makanan dan air liur dan bercampur dalam perut dan menuju ke darah. Dan dari darah itulah kemudian menyebar ke seluruh organ dan kemudian menyebabkan berbagai penyakit.
Dan sungguh, berkumur-kumur akan menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah dan menjadi cerah. Dan uji-coba ini belum pernah dikemukakan oleh para dosen olah raga kecuali sedikit. Hal ini karena mereka hanya memperhatikan kepada organ-organ tubuh yang besar. Dan membasuh wajah dan kedua tangan sampai siku, serta kedua kaki memberikan manfaat untuk menghilangkan debu-debu dan berbagai bakteri, apalagi dengan membersihkan badan dari keringat dan kotoran lainnya yang keluar melalui kulit.
Dan juga, sudah terbukti secara ilmiah tidak akan menyerang kulit manusia kecuali apabila kadar kebersihan kulitnya rendah. Sebab manusia apabila lama beraktivitas tanpa membasuh anggota badanya, maka kulit akan mengalami berbagai peradangan yang menyerang permukaan kulit, seperti kudis. Dan kudis ini menyerang ujung jari-jari yang sebagian besar tidak dalam keadaan bersih, sehingga masuklah berbagai mikroba ke dalam kulit.
Oleh karena itu, bertumpuk-tumpuknya peradangan sangat mengundang mikroba untuk berkembang-biak dan menyebar. Maka, wudhu' telah mendahului Ilmu Pektrologi modern dan para pakar yang menggunakan karantina sebagai media untuk mengetahui berbagai mikroba dan jamur-jamur yang menyerang kulit orang-orang yang tidak suka dengan kebersihan, dimana kebersihan ini semakna dengan wudhu dan mandi dan dengan uji-coba dan penelitian.
Penelitian dan uji coba ini memberikan manfaat yang lain:
Bahwa kedua tangan banyak membawa mikroba yang terkadang berpindah ke mulut atau hidung apabila tidak dibasuh. Oleh karena itu, sangat ditekankan untuk membersihkan kedua tangan terlebih dahulu sebelum melakukan wudhu'. Dan ini menambah jelas kepada kita sabda Rasulullah:
(( إذا استيقظ أحدكم من نوميه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها ثلاثا ))
Apabila salah seorang diantara kalian bangun dari tudir, maka janganlah mencelupkan kedua tangannya ke bejana (tempat air) sebelum mencucinya terlebih dahulu tiga kali.


Dan sudah terbukti juga bahwa peredaran darah pada organ tangan bagian atas dan lengan bawah serta organ-organ bagian bawah seperti kedua kaki dan kedua betis adalah organ-organ yang paling lemah dibandingkan organ tubuh lainnya karena jauhnya dari pusat peredaran darah, jantung. Maka apabila kita membasuhnya diserta menggosoknya, maka akan menguatkan peredaran darah pada organ-organ tersebut sehingga membantu kita menambah tenaga dan vitalitas. Dan dari itu semua, maka terketahuilah mukjizat disyari'atkannya wudhu' di dalam Islam.
Sumber: Al-I'jaaz Al-Ilmiy fii Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah
Muhammad Kamil Abd Al-Shomad
Dr. Ahmad Syauqy Ibrahim, Anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Penyakit Jantung mengatakan, "Para Pakar sampai berkesimpulan bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan menjadi rileks syaraf-syaraf dan otot, hilangnya kenaikan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, kecemasan, dan insomnia (susah tidur)". Hal ini dikuatkan oleh salah seorang pakar dari Amerika dengan ucapannya, "Air mengandung kekuatan magis, bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan -yang dimaksud adalah aktivitas wudhu'- adalah cara yang paling efektif untuk relaksasi (menjadikan badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (emosi).
Sungguh, Maha Suci Allah Yang Maha Agung ...
Read More..

Minggu, 02 Agustus 2009

Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Alydidae
Genus : Leptocorixa
Spesies : Acuta
Author : Thunberg


Daerah Sebaran
Walang sangit (L. acuta) mempunyai daerah sebaran yang sangat luas, hampir di semua negara produsen padi. Daerah penyebaran L. acuta) antara Asia Tenggara, Kepulauan Fiji, Australia, Srilangka, India, Jepang, Cina, Pakistan dan Indonesia (Harahap dan Tjahyono, 1997).
Di Indonesia L. Acuta tersebar di daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi (Baehaki, 1992).

Tanaman inang
Walang sangit selain menyerang tananamn padi yang sudah bermalai dapat pula berkembang pada rumput-rumputan seperti Panicium crusgalli L., Paspalum dilatatum Scop., rumput teki (Echinocloa crusgalli dan E. colonum) (Baehaki,1992).

Bioekologi dan Morfologi
Walang sangit (L. acuta) mengalami metamorfosis sederhana yang perkembangannya dimulai dari stadia telur, nimfa dan imago. Imago berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 – 30 mm (Harahap dan Tjahyono, 1997).
Telur. Telur berbentuk seperti cakram berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir. Telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Peletakan telur umumnya dilakukan pada saat padi berbunga. Telur akan menetas 5 – 8 hari setelah diletakkan. Perkembangan dari telur sampai imago adalah 25 hari dan satu generasi mencapai 46 hari (Baehaki, 1992).



Nimfa.
Nimfa berwarna kekuningan, kadang-kadang nimfa tidak terlihat karena warnanya sama dengan warna daun. Stadium nimfa 17 – 27 hari yang terdiri dari 5 instar (Harahap dan Tjahyono, 1997).
Imago. Imago walang sangit yang hidup pada tanaman padi, bagian ventral abdomennya berwarna coklat kekuning-kuningan dan yang hidup pada rerumputan bagian ventral abdomennya berwarna hijau keputihan. Bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris (Rismunandar, 2003).
Aktif menyerang pada pagi dan sore hari, sedangkan di siang hari berlindung di bawah pohon yang lembab dan dingin (Baehaki, 1992).

Iklim Mikro
Perkembangan yang baik bagi hama Walang sangit terjadi pada suhu antara 27 – 30 C. Perkembangan Walang Sangit telah diketahui Gejala Serangan dan Kerusakan yang ditimbulkanterjadi pada waktu temperatur sedang, curah hujan rendah dan sinar matahari terang. Walang sangit dapat berkembang biak di lahan dataran rendah maupun di dataran tinggi (Mudjiono, 1991).

Gejala Serangan dan Kerusakan yang ditimbulkan
Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap cairan batang padi. Malai yang diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman. Walang sangit mengisap cairan bilir padi dengan cara menusukkan styletnya.
Nimfa lebih aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih banyak karena hidupnya lebih lama. Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi mengecil jika cairan dalam bilir tidak dihabiskan. Dalam keadaan tidak ada bulir yang matang susu, maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, sehingga pada saat stylet ditusukkan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.


Pengendalian
Serangan walang sangit dapat dikendalikan dengan berbagai cara misalnya melakukan penanaman serempak pada suatu daerah yang luas sehingga koloni walang sangit tidak terkonsentrasi di satu tempat sekaligus menghindari kerusakan yang berat.
Pada awal fase generstif dianjurkan untuk menanggulangi walang sangit dengan perangkap dari tumbuhan rawa Limnophila sp., Ceratophyllum sp., Lycopodium sp. dan bangkai hewan : kodok, kepiting, udang dan sebagainya. Walang sangit yang tertangkap lalu dibakar.
Parasit telur walang sangit yang utama adalah Gryon nixoni dan parasit telur lainnya adalah Ooencyrtus malayensis (Baeheki, 1992).
Walang sangit dapat tertarik pada bau-bau tertentu seperti bangkai dan kotoran binatang, beberapa jenis rumput seperti Ceratophyllum dermesum L., C. Submersum L., Lycopodium carinatum D., dan Limnophila spp. Apabila walang sangit sudah terpusat pada tanaman perangkap, selanjutnya dapat diberantas secara mekanik atau kimiawi (Natawigena, 1990).
Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang dianjurkan dan aplikasinya didasarkan pada hasil pengamatan. Apabila terdapat dua ekor walang sangit per meter persegi (16 rumpun) saat padi berbunga serempak sampai masaka susu, saat itulah dilakukan penyemprotan. (Harahap dan Tjahyono, 1997). Walang sangit dewasa dapat dikendalikan dengan insektisida monokrotofos. Insektisida yang efektif terhadap walang sangit adalah BPMC dan MICP.

Read More..

KUMBANG KELAPA (Oryctes rhinocherus L.)

Taksonomi
Sistematika kumbang kelapa menurut Kalshoven (1981) adalah sbb:

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros L.

Daerah Sebarannya
Menurut Bedford (1980), O. Rhinoceros merupakan hama endemik pada daerah pertanaman kelapa di Asia seperti pakistan barat, india, kepulauan maldive, ceylon, hainan, taiwan, hongkong, thailand, vietnam, malayan peninsula, indonesia dan kepulauan philipina. Di Burma hama ini mungkin masuk dari malaysia pada tahun 1895. hama ini masuk melalui introduksi tanaman kelapa dari pasifik dan samudra hindia ke daerah produksi kopra di Asia Tenggara. Pada tahun 1909 dari samoa barat ke Kepulauan Hawai. Selama perang dunia II perpindahan hama ini bertambah luas setelah adanya pesawat terbang antar wilayah. Kumbang ini masik ke Keplauan Palau tahun 1942, lalu ke Australia kemudian ke Irian Barat. Sedangkan menurut Mo (1957) bahwa penyebaran hama ini meliputi seluruh Asia Tenggara dan pulau-pulau di Pasifik Barat Daya.

Biologi
Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago (Suhadirman 1996).

Telur
Mo (1957) dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas.
Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 butir (Bedford, 1980).
Stadium telur berkisar antara 11-13 hari, rata-rata 12 hari (Khalshoven, 1981). Sedangkan menurut suhadirman (1996), telur-telur menetas setelah 12 hari.



Larva
Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama 60-165 hari (Berdford,1980).

Pupa
Ukuran pupa lebih kecil dari larvanya, kerdil, bertanduk dan berwarna merah kecoklatan dengan panjang 5-8 cm yang terbungkus kokon dari tanah yang berwarna kuning. Stadia ini terdiri atas 2 fase:
Fase I : selama 1 bulan, merupakan perubahan bentuk dari larva ke pupa.
Fase II : Lamanya 3 minggu, merupakan perubahan bentuk dari pupa menjadi imago, dan masih berdiam dalam kokon (Suhadirman, 1996).

Imago
Kumbang ini berwarna gelap sampai hitam, sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus, pada bagian kepala terdapat satu tanduk dan tedapat cekungan dangkal pada permukaan punggung ruas dibelakang kepala (Anonim, 1980).
Menurut Mo (1975), kumbang O.rhinoceros pada bagian atas berwarna hitam mengkilat, bagian bawah coklat merah tua. Panjangnya 3-5 cm. Tanduk kumbang jantan lebih panjang dari tanduk betina. Pada kumbang betina terdapat bulu yang tumbuh pada ujung abdomennya, sedangkan pada kumbang jantan bulu-bulu tersebut hampir tidak ditemukan.
Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa, kemudian menyusup kedalam pucuk dan membuat lubang hingga menembus pangkal pelepah daun muda sampai di tengah pucuk dan tinggal pada lubang ini selama 5-10 hari. Bila sore hari, kumbang dewasa mencari pasangan dan kemudian kawin (Suhadirman, 1996).
Bedford (1980), mengemukakan bahwa uji laboratorium menunjukkan bahwa betina berumur 3 minggu dan jantan berumur 5 minggu dapat siap kawin, terbang dan makan pertama. Contohnya peletakkan telur dapat terjadi sebelum kumbang keluar dari sarang dimana larva itu berkembang.
Siklus hidup O. Rhinoceros di daerah pantai Padang berkisar antara 3,5-6,5 bulan dan di Bogor mencapai 8 bulan lamanya pada ketinggian 236 m dpl (Mo, 1957). Sedangkan di Australia menunjukkan bahwa jantan dapat hidup hingga 6,4 bulan dan betina 9,1 bulan lamanya sedangkan di India rata-rata lama hidup 4,7 bulan, namun iklim yang tidak mendukung atau makanan yang tidak cocok dapat menekan perkembangan hama ini hingga 14 bulan (Bedford, 1980).

Ekologi
Semua makhluk hidup dalam proses pertumbuhan dan oerkembangannya dipengaruhi oleh sebagai faktor, baik faktor luar maupun dari dalam: Iklim, musuh alami, makanan dan kegiatan manusia merupakan faktor luar yang memberikan pengaruh terhadap kehidupan serangga hama (Suprapto,1978).
Lingkungan yang cocok bagi suatu serangga untuk hidup dan berkembang biak meliputi beberapa komponen antara lain makanan, iklim, organisme dari spesies yang sama maupun yang berbeda tempat dimana ia hidup ( Untung, 1993).
Perkembangan larva ini dipengaruhi oleh iklim dan keadaan gizi makanan. Pengaruh faktor-faktor ini ialah pada ukuran larva dan waktu yang diperlukan untuk mematangkan larva. Faktor-faktor fisik yang dipengaruhi perkembangan larva kumbang ini ialah suhu, kelembaban, serta intensitas cahaya. Larva tertarik pada amonia dan aseton, tetapi menghindari asam asetat (Anonim,1980).
Dalam penelitian tentang sensor fisiologi, seperti suhu, larva O. Rhinoceros tertarik pada suhu 27-29 C dan menghindari suhu yang lebih rendah. Tingkah laku larva didominasi oleh faktor cahaya, larva bergerak dipengaruhi oleh cahaya yang muncul secara tiba-tiba. Di lingkungan alami, jika larva ditempatkan pada permukaan medium perkembangbiakan larva akan cepat bergerak turun menjauhi cahaya, larva bergerak mengikuti phototaktis negatif, kemungkinan hal ini merupakan adaptasi untuk menghindar dari pemangsa. Larva tertarik pada kelembaban yang rendah (85-95%) daripada kelembaban tinggi. Mekanisme ini dapat berjalan tunggal atau kombinasi untuk menuntun larva keluar dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan atau perkembangan (Bedford, 1980).

Tanaman Inang
Tanaman yang diserang oleh O. Rhinocheros adalah kelapa biasa, kelapa sawit, Royal palm (Roestonea regia), Latanier palm (Livistona chinensis), Talipot palm (Corypha umbraculifera) dan Raphia palm (Raphia roffia) (Bedford, 1980), selain itu dapat juga menyerang tanaman sagu, tebu, nenas dan tanaman aloe (Nayar, 1976).
Lebih lanjut Bedford (1980) mengungkapkan, bahwa O. Rhinoceros menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya mungkin tidak diserang. Ditambah pula oleh Nayar (1976), bahwa dalam satu tanaman kadang-kadang ditemukan antara 5sampai 6 ekor kumbang.
Kumbang dewasa terbang ke ucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang kelapa Oryctes (Anonim, 1989).
Lebih lanjut Suhadirman (1996), mengemukakan bahwa bila serangan sampai merusak titik tumbuh maka kelapa tidak dapat membentuk daun baru lagi yang akhirnya mati. Luka akibat serangan O. Rhinoceros mengakibatkan terjadinya serangan sekunder dari kumbang sagu (Rhynchophorus sp.). pada serangan hebat, mengakibatkan ribuan pohon kelapa akan binasa.
Dari beberapa penelitian di daerah-daerah daat ditentukan, bahwa pohon-pohon kelapa yang tumbuh dekat pembuangan sampah, binasa sampai 60%, sedangkan 20-90% hanya dapat dirusak dengan hebat. Makin jauh dari pembuangan sampah, makin sedikit kerusakan yang diakibatkannya (Anonim, 1989).

Pengendalian
Menurut Sastrosiswojo (1983), bahwa strategi pengendalian hama berdasarkanpada tata hubungan biologik di dalam ekosistem, dalam hal ini komponen lingkungan atau agroekosistem yang beraneka ragam itu perlu dipertimbangkan. Ditambahkan pula oleh Sumarsono (1977), bahwa cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman inang.
Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan faktor lingkungan (Anonim, 1989).
Menurut Nayar (1976) dan Kalshoven (1981), berkembangbiaknya hama ini erat kaitannya dengan kebersihan kebun, maka pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan menebang, membakar, atau membelah pohon-pohon kelapa yang mati, sarang-sarangnya dibakar sedalam 20 cm, pelepah daun kelapa dibersihkan setiap menurunkan buah, kumbang yang ditemukan dibunuh atau dicungkil keluar dari lubangnya.
Penggunaan kelapa mati yang dibiarka tegak merupakan cara yang cukup efektif untuk pengendalian hama ini. Pengendalian dengan sistem ini dapat dilakukan bersama-sama dengan pengendalian lain yaitu dengan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes, sehingga larva yang berada dalam tegakan tersebut akan terinfeksi oleh cendawan ataupun virus (Mangoendihardjo dan Mahrub, 1989).
Selain menggunakan pengetahuan dan perilakunya, pengendalian ini juga dapat didukung dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya, Santalus parallelus dan Platymerys laevicollis merupakan predator telur dan larva O. Rhinoceros, sedangkan Agrypnus sp. Merupakan predator larva, beberapa jenis nematoda dan cendawan juga menjadi musuh alami kumbang kelapa (Nayar, 1976).

Read More..

PENGENDALIAN GULMA

Pengendalian Gulma secara Preventif
Pengendalian gulma secara preventif adalah pengendalian dengan cara mencegah terjadinya infeksi dari pada mengobati. Pengendalian gulma secara preventif terbagi atas karantina, penggunaan biji yang bersih, memperhatikan sisa-sisa tanaman pertanian(jerami) yang akan dipergunakan sebagai pakan ternak, tidak menggunakan pupuk kandang yang masih baru, mencegah hewan ternak berpindah langsung ke daerah lain, penggunaan alat pertanian, penggunaan tanah atau pasir, pembersihan bahan tanaman yang akan ditanam, pembersihan tebung-tebing saluran pengairan, pembersihan gulma di tepi jalan, mencegah terbentuknya biji0biji gulma dengan cara melakukan pembabatan gulma sebelum berbunga, dan dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat.

Pengendalian Gulma secara Mekanik
Pengendalian gulma secara mekanik terbagi atas :
- Handweeding (Mencabut), mencabut gulma biasanya mengurangi kerusakan atau gangguan tanaman budidaya. Kekurangan dari teknik ini adalah membutuhkan biaya yang mahal dan tidak untuk gulma yang memiliki alat perbanyakan yang berada dalam tanah (rhizom)
- Pembabatan, pembabatan sebaiknya dilakukan sebelum gulma membentuk biji. Cara ini biasadilakukan pada perkebunan, halaman rumah, dan kebun holtikultura.
- Menginjak-injak, cara ini digunakan pada daerah yang teknik bercocock tanamnya belum berkembang, biasanya dilakukan petani untuk persiapan sawah.
- Pengolahan tanah, cara ini cukup efektif karena dapat mengendalikan gulma semusim maupun tahunan. Hal ini karena dapat mengurangi populasi biji-biji gulma dalam tanah.
- Pembakaran, pengendalian dengan cara pembakaran kurang efektif karena bisa membuat biji-biji yang berada dalam tanah masak sebelum waktunya sehingga memicu tumbuhnya gulma.
- Pemakaian mulsa, mulsa digunakan untuk mengurangi jumlah atau intensitas cahaya yang sampai pada gulma atau bijinya sehingga menekan atau menghambat pertumbuhan gulma bahkan mematikan gulma.
- Penggenangan, penggenangan dilakukan untuk menekan pemenuhan kebutuhan zat asam dan cahaya bagi gulma. Dapat dilakukan dengan cara pembajakan kemudian menggenanginya dengan air.



Pengendalian Gulma secara Kultur Teknik
Pengendalian gulma secara kultur teknik atau budidaya ini antara lain :
- Penyiapan lahan dan pengaturan jarak tanam yang baik, pengaturan lingkungan akan lebih baik atau menguntungkan bagi tanaman budidaya dari pada gulma itu.
- Rotasi tanaman (crop rotation), beberapa jenis gulma telah menyesuaikan diri dengan tanaman tertentu. Penyesuaian ini karena keadaan lingkungan yang cocok atau karena telah menyesuaikan diri dengan tindakan pemeliharaan tanaman.
- Bertanam campuran (Polikultur/Tumpang sari), tanaman tertentu pertumbuhannya diikuti oleh gulma tertentu, sehingga apabila dalam satu lahan ditanam berbagai jenis tanaman yang berbeda sifat ada kemungkinan tanaman yang satu dapat menekan pertumbuhan gulma.

Pengendalian Gulma secara Kimia
Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan penggunaan herbisida. Menurut cara kerjanya Herbisida terbagi atas : herbisida kontak, herbisida sistemik atau ditranslokasikan, herbisida tanah dan sterilan tanah.
Pemberian herbisida dapat dibedakan menjadi : perlakuan merata (Broadcast treatment dan blanket spray), perlakuan jalur (Band treatment), penyemprotan terarah (directed spray) dan perlakuan setempat (Spot treatment)

Pengendalian Gulma secara Biologi
Pengendalian gulma secara biologi adalah pengendalia gulma dengan memanfaatkan serangga hama yang dapat menghambat pertumbuhan gulma itu sendiri. Serangga itu didatangkan ke suatu daerah/lingkungan yang baik untuk pertumbuhannya. Dalam pengendalian ini, syarat yang diperlukan adalah :
- aktifitas dan penyebaran binatang tersebut dapat diatur dan dikuasai.- harus monofag dan tidak ada inang alternatif yang berupa tanaman budidaya.
- areal yang cukup luas
- harus aman
Syarat tersebut harus diperhatikan, jagan sampai pengendalian serangganya lebih sulit dari pada pengendalian gulma itu sendiri. Dan apabila syarat tersebut telah dipenuhi, maka pengendalian biologi adalah cara yang palig baik dan aman.
Beberapa contoh pengendalian gulma secara biologi :
- Mimosa pigra :
a. Acanthoscellides quadridentatus (Coleoptera : Chrysomelidae)
b. Carmenta mimosa (Lepidoptera : Sesiidae)
c. Chalcodermus serripes (Coleopetra : Curculionidae)
d. Sibinia spp. (Coleptera : Curculionidae), membentuk pupa dalam Mimosa dan dapat menyerang kuncup bunga.

- Chromolaena odarata
a. Pareuchaetes Pseudoinsulata (Lepidoptera : Arctidae)
menggerek : diluar jaringan (menggigit mengunyah)
menggorok : berada di dalam jaringan. Bagian daun yang terserang akan berwarna kuning dan pada akhirnya layu dan mati.
b. Pentispa expelanta ( Coleoptera : Chrysomelidae)
meletakkan telut pada permukaan jaringan epidermis daun dan memakan daun, daun berbentuk seperti renda-renda (larva). Mamakan daun dan batang (imago).

- Micania micrantha
a. Apion sp. (Coleoptera : Apionidae)
meletakkan telur pada bunga dan memakan kepala putik.

- Mimosa invisa
a. Psygidia walkeri (Lepidoptera : Cercophanidae)
memkan semua bagian tanaman
b. Scamurius sp. (Hemiptera : Coreidae)
menyerang pada vase vegetatif dan pembungaan.

Read More..

Jenis-jenis gulma yang berasosiasi dengan serangga antara lain :

o Imperata cylindrica (Alang-alang) berasosiasi dengan hama Valanga nigricornis (Belalang), Sexava (Belalang pedang), Nilaparvata lugens (Wereng coklat), serta predator Stagmomantis carolina (Belalang sembah), Lycosa pseduannulata (Laba-laba).

o Acalypha australis (Anting-anting) berasosiasi dengan serangga Aphis sp. (Kutu daun), Nephotettix virescens (Wereng hijau), dan Locusta sp. serta berasosiasi dengan musuh alami Laba-laba.

o Tagetes patula (Bunga tai ayam) berasosiasi dengan Lyriomyza hoidobrensis (lalat penggerek daun)

o Ageratum conyzoides (Babadotan) berasosiasi dengan musuh alami Diadegma semiclausum (parasitoid Plutella xylostella) dan Opius sp, (Parasitoid lalat buah).

o Oxalis corniculata dapat menjadi shalter Aphis sp., Valanga nigricornis (Belalang), Nilaparvata lugens (Wereng coklat)’ Nephotettix virescens (Wereng hijau) dan sebagai tempat meletakkan telur serangga yang berukuran kecil; serta berasosiasi dengan musuh alami Opius sp., Lycosa pseudoannulata (Laba-laba), dan Oechephilla smaragdina).



o Vernonia cinerea (Sawi langit) berasosiasi dengan hama Nilaparvata lugens, Nephotettix virescens, Musca domestica dan Aphis sp. serta musuh alami Coccinella sp. dan Diadegma semiclausum (parasitoid Plutella xylostella)

o Sida acuta sebagai shelter Aphis gossypi dan disukai oleh Nilaparvata lugens. Berasosiasi dengan musuh alami Diadegma semiclausum.

o Sida rhombifolia sebagi anang alternatif Aphis.

o Hedyotis corymbosa merupakan shelter dan sumber nektar bagi serangga ordo hemynoptera misalnya lebah penyerbuk dan lebah madu (Aphis mallifera) karena tumbuhan ini mempunyai bunga yang menarik, serta berasosiasi dengan musuh alami Coccinella sp.

Read More..

Podosphaera leucotricha

Nama Patogen : Podosphaera leucotricha
Golongan : Cendawan Tingkat Tinggi

Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Pyrenomycetes
Order : Erysiphales
Family : Erysiphaceae
Genus : Podosphaera
Species : Podosphaera leucotricha

Siklus Hidup :
Konidiofor umumnya mulai membentuk konidium pada pukul 15.00. Pukul 6 pagi berikutnya konidium membentuk rantai yang terpanjang. Konidium mulai dipencarkan pukul 9, dengan pemencaran maksimum antara pukul 12 dan 13. Konidium dipencarkan oleh angin. Konidium yang jatuh pada daun muda mulai berkecambah setelah 6 jam, dan setelah 96 jam jamur sudah dapat membentuk konidium baru.

Tanaman inang : Apel



Gejala serangan :
Gejala penyakit dapat timbul pada daun, ranting, bunga, dan buah. Pada bagian yang terserang, jamur membentuk lapisan putih seperti beledu bertepung, yang terdiri dari miselium, konidiofor, dan konidium jamur.
Gejala segera tampak setelah kuncup berkembang menjadi daun dan tunas baru. Daun yang sakit parah menggulung, kerdil, keras, dan rapuh, diselimuti oleh miselium jamur, akhirnya rontok. Gejala awal pada daun yang sakit adalah terbentuknya becak-becak kecil, bertepung, berwarna putih atau putih kelabu pada sisi bawah daun, tetapi setelah berkembang kedua sisi daun dan ranting tertutup oleh lapisan bertepung.

Sumber :
Agrios, George N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Semangun, Ir Haryono. 1989. Penyakit- Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sinaga, Suradji Meity Ir. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tjahjadi, Ir Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.

Read More..

Penyakit Gosong (Ustilago maydis)

Nama Patogen : Ustilago maydis
Golongan : Cendawan Tingkat Tinggi

Klasifikasi :
Kingdom : Fungi
Phylum : Basidiomycota
Class : Ustomycetes
Order : Ustilaginales
Family : Ustilaginaceae
Genus : Ustilago
Species : Ustilago maydis

Siklus Hidup :
Jamur dapat bertahan sebagai safrofit dan dalam bentuk teleospora pada sisa-sisa tanaman sakit, pada pupuk organik atau dalam tanah. Spora tersebut mempunyai ketahanan yang sangat tinggi sehingga dapat bertahan bertahun-tahun. Pada keadaan yang cocok teliospora berkecamba, membentuk sporodium yang dipencarkan oleh angin atau air. Jamur dapat mengandalkan infeksi dengan lanhsung melalui epidermis atau melalui mulut kulit, pada semua jaringan moristem yang terdapat pada bagian-bagian tanaman diatas tanah. Oleh karena itu gejala terjadi terutama pada tongkol, karena disini terdapat banyak jaringan meristematik, yaitu bakal-bakal biji berlangsung melalui tangkai putik, teliospora dapat terbawa oleh biji, namun bukan merupakan sumber infeksi primer yang penting.

Tanaman inang : Jagung, sorgum, dan rumput-rumputan.



Gejala serangan :
Gejala terutama terdapat pada tongkol. Biji-biji yang terinfeksi mambengkak, membentuk kelenjar (gall, cecidia). Semula kelenjar berwarna putih, tetapi setelah jamur yang terdapat didalamnya membentuk spora (teliospora), kelenjar berwarna hitam, dengan kulit yang jernih. Dengan makin membesarnya kelenjar-kelenjar itu tampak dari luar. Akhirnya pecah dan spora jamur yang berwarna hitam terhambur keluar. Mesnkipun agak jarang kelenjar mungkin terdapat juga pada batang, daun dan bunga jantan.

Sumber :
Sinaga, Suradji Meity Ir. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tjahjadi, Ir Nur. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Yogyakarta.

Read More..

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) disebut juga dengan nama Citrus Huang Lung Bing adalah penyakit pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum dan ditularkan oleh serangga Diaphorina citri (Homoptera ;Psyllidae).
gejala menampakkan pada tanaman terjadi klorosis pada tanaman yang sakit dan gejala yang khas adalah terjadiny degenerasi pada floem tulang daun.
CVPD tidak dapat menular secara mekanis dengan gosokan. Tetapi terdapat tanda-tanda bahwa penyakit dapat menular dengan perantaraan alat-alat pertanian seperti gunting pangkas, pisau okulasi dan gergaji.
Di alam penyakit terutama ditularkan oleh serangga Diaphorina citri Kuway. Semula dikira bahwa penularan CVPD dilakukan oleh D. citri bersama-sama dengan kutu daun Toxoptera citricida. Namun akhirnya terbukti bahwa hanya D. citri yang berperan dalam penularannya. Meskipun serangga tersebut tidak dapat terbang jauh, karena panjangnya umur tanaman sakit, kesempatan menularnya penyakit oleh D. citri cukup besar. Penularan terjadi terutama terutama pada saat tanaman membentuk banyak kuncup, menurut Mahfud (1985), serangga tersebut baru dapat menularkan CVPD ke tanaman sehat setelah mengisap tanaman sakit selama 48 jam, lalu mengisap tanamn sehat selama 360 jam Di dataran tinggi Diaphorina kurang aktif. Read More..

Busuk Lunak (Soft Rot) : Erwinia Carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.

Busuk Lunak (Soft Rot) : Erwinia Carotovora pv. carotovora (Jones) Dye.

Morfologi dan daur penyakit
Sel bakteri berbentuk batang, dengan ukuran (1,5 - 2,0) x (0,6 ¬0,9) mikron, umumnya membentuk rangkaian sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan tidak berspora. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagela yang terdapat di sekeliling sel bakteri (flagela peritrichous). Bakteri bersifat Gram negatif.
Suhu optimal untuk perkembangan bakteri 27° C. Pada kondisi suhu rendah dan kelembaban rendah bakteri terhambat pertumbuhannya.
Penyebaran melalui tanah, sisa-sisa tanaman di lapangan dan alat pertanian.
Bakteri busuk lunak mempunyai daerah sebaran yang luas hampir di seluruh dunia. Di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.



Gejala serangan
Gejala awal pada daun terjadi bercak-bercak yang berair yang kemudian membesar dan berwarna coklat. Pada serangan lanjut daun yang terinfeksi, melunak berlendir dan mengeluarkan bau yang khas, bau tersebut merupakan gas yang dikeluarkan dari hasil fermentasi karbohidrat kubis.
Tanaman di pesemaian juga dapat diserang bakteri busuk lunak yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat.
Infeksi bakteri lebih banyak dijumpai pada tempat penyimpanan atau pada waktu pengangkutan (pasca panen) dari pada di lapangan.
Bakteri busuk lunak merupakan parasit lemah yang dapat melakukan penetrasi pada inangnya hanya melalui luka misalnya pada bercak yang diinfeksi oleh patogen lainnya, luka karena gigitan serangga, atau luka karena alat pertanian yang digunakan untuk memanen kubis.

Tanaman inang
Kentang, wortel, seledri, tomat, selada, kailan, caisin, kubis bunga, petsai, sawi hijau, bawang merah, bawang bombai, bawang daun, bawang putih, semangka, tembakau dan ubi-ubian.

Read More..

PENDIDIKAN GIZI

Pendidikan Gizi, yang dimaksud dengan pendidikan disini adalah tindakan dan usaha untuk merubah pikiran serta sikap manusia sesuai dengan tujuan pendidikan terseut.
Sorang dokter memberikan nasehat kepada seorang pasien, sebetulnya dengan sadar ataupun tidak sadar sedang melakukan salah satu tindakan ”Pendidikan”. Dan bila yang menjadi pokok pembicaraan mengenai hal-hal yang tecakup dalam Lapangan Ilmu Gizi, maka dengan sendirinya proses ”Pendidikan Gizi” yang sedang berlangsung antara dokter tersebut dengan pasiennya.

Sering kali kita mendengar ”Apakah kita harus belajar untuk memilih makanan kita ?” Apakah tidak dengan sendirinya makanan sehari-hari yang kita pilih menurut selerah dan keadaan lapar itu dapat memenuhi kebutuhan tubuh kita ? Dan tidak jarang pulah orang beranggapan bahwa asal keadaan ekonomi baik, maka makanan kita tentu dengan sendirinya akan baik pula.

Menuru pendapat para peneliti, binatang secara naluri dapat memilih makanannya sesuai dengan kebutuhan tubuhnya dan ia akan menyusi makanan yang sama setiap harinya terus menerus setiap harinya.

Baimana halnya dengan manusia ? Pada makanan bayi, selera makan ditentukan terutama oleh mekanisme faal, kemudian berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan hidupnya dan akhirnya terbentuk suatu kebiasaan serta sikap tertentu terhadap makanan. Demikianlah kita mengenal berbagai pola makanan menurut golongan masyarakat, menurut suku bangsa.



Pada manusia perihal makanan sangat sulit. Makanan bukan hanya menhjadi kebutuhan jasmani saja, tapi juga merupakan kebutuhan sosial serta kebutuhan kejiwaan. Seorang ibu tidak mau menyuguhkan sayur kangkung dalam pesta, karena tidak mau dia menjadi buah mulut yang tidak sedap dari tamu-amunya, walaupun dia tau bahwa daun kangkung itu lebih baik nilai gizinya daripada daging kelinci.
Larangan oleh agama dan takhyul merupakan faktor yang paling penting pula dalam kebiasaan makanan. Orang Islam tidak makan daging babi, penganut agama Hindu tidak makan daging sapi. Gadis-gadis ada yang pantang makan pisang ambon dan buah nenas, laki-laki ada yang pantang makan terong karena menurut kepercayaan itu akan menurunkan potensi seksualnya.

Cara-cara menghidangkan makanan juga merupakan faktor yang tidak diabaikan. Bila seorang istri menyajikan hidangan yang ”monoton” maka suasana rumah tangga niscaya akan menjadi kurang riang gembira. Jelas bahwa bagi manusia, makanan merupakan arti yang luas. Makin luas lingkungan hidupnya makin bertambah pula faktor-faktor yang mempengaruhi soal makanannya.

Pendidikan gizi sangat perlu untuk mencegah dan melawan kebiasaan-kebaisaan yang merugikan dan untuk membina kebiasaan makan yang sehat. Dalam keadaan yang serba kekurangan, pendidikan gizi sangat perlu agar kita dapat memilih dan menggunakan dengan efisien. Begitu pun ketika kita dlam keadaan yang serba ada, pemahaman tentang nilai gizi pun sanagat diperlukan, jangan sampaikita telah larut dalam nafsu makan sehingga yang terjadi bukannya kita kenyang tetapi tenyata kekenyangan itu telah berubah menjadi penyakit.

Peta kesehatan di indonesia menunjukkan bahwa gangguan nutrisi masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Zat-zat gizi yang tidak cukup bisa disebabkan oleh setiap faktor yang berakibat pad konsumsi makanan yang kurang/tidak memuaskan, distribusi makanan dalam keluarga, pola makanan, bahan makanan, ekplosi penduduk. Di negara-negara sedang berkembang faktor-faktor utama yaitu kemiskinan (poverty) dan ketidaktahuan, buta gizi, dan sebagainya.

Read More..

Kemiskinan

Ada dua konsep kemiskinan yang patut kita ingat yaitu : Kemiskinan relatif atau kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang berakibat dari kegagalan kelembagaan pasar (bebas) dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara adil kepada seluruh anggota masyarakat. Dan yang kedua, Kemiskinan absolute (definisi World Bank) yaitu kemiskinan sebagai ketidakmampuan suatu individu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Kedua konsep kemiskinan diatas tidak dapat dipisahkan, jika dalam suatu masyarakat terjadi ketidak adilan dalam pembagian kekayaan, maka sebagian anggota masyarakat yang posisinya akan lemah menerima bagian kekayaan terkecil. Karena itu golongan yang lemah ini akan menjadi miskin.



Karena itu, kemiskinan haruslah kita LAWAN dan bukan di PELIHARA….. so guys, keep fighting!!!!!!!! Kita sebagai manusia dilahirkan dengan semua potensi yang sama yaitu potensi untuk menjadi lebih baik. So perbaiki semua yang ada pada dirimu termasuk memperbaiki “isi kepala”. Masukkan semua ilmu yang kalian butuhkan kedalam kepala kalian demi hidup yang lebih baik, untuk menjadi “kaya”, untuk menjadi manusia yang sempurna. Jangan biarkan kemiskinan merajalela di dalam otak kalian!!!

Read More..

Apakah anda benar orang Indonesia?

Apakah anda benar-benar orang Indonesia ?

Apakah anda bangga dengan Indonesia ?

Kita akan ungkap sedikit mengenai orang Indonesia, sayapun salah satu orang Indonesia tapi tidak seperti kebanyakan orang-orang di Indonesia, saya ingin bercerita sedikit tentang sebuah negeri yang patut di contoh oleh orang-orang di Indonesia, negeri itu adalah negeri dimana semua orang tahu yang mana yang benar dan yang mana yang tidak benar, negeri itu bernama Alybedis. Di Alybedis saya tidak menemukan seorangpun yang menyalahkan orang lain karena perbuatannya karena tidak seorangpun yang melakukan kesalahan. Disana, semua adalah kebenaran. Dan semua dianggap benar. Kenapa? Karena setiap orang sadar dengan dirinya, kemampuannya dan apa yang mereka lakukan. Oleh sebab itu negeri ini tidak mengenal salah, undang-undang, aturan, larangan atau apalah yang sejenis dengan itu. Karena mereka menganggap aturan itu dibuat untuk orang yang tidak mengenal dirinya, aturan itu tidak memerdekakan mereka, dan itu adalah kejahatan.



Saya ambil sebuah contoh, ada satu Negara di asia tenggara yang merumuskan Kitab Undang-undang Hukum pidananya, bahwasanya suatu perbuatan yang digolongkan sebagai kejahatan dan dirumuskan dalam undang-undang lantaran perbuatan itu dinilai oleh pembentuk UU sebagai perbuatan yang membahayakan suatu kepentingan orang lain. Sementara, orang lain itu adalah orang-orang yang berasal dari sebuah golongan tertentu, golongan orang-orang yang memegang kekuasaan.

Saya merasa aneh dengan negeri itu, mereka tidak punya aturan tetapi kehidupan disana sangat (757X) damai, tenteram dan harmonis. Mereka tidak punya pemerintah tapi kehidupan mereka teratur. Saya bertanya kepada salah satu dari orang ditempat itu (salah satu dari orang yang duduk sambil merokok) oh iya disana tidak ada kelompok yang berusaha mengharamkan merokok. Katanya, pemerintah hanya akan membuat ketidak teraturan. Dengan adanya pemerintah, artinya ada yang memerintah dan ada yang diperintah. Pemerintah pastinya memberikan perintah yang memaksakan kehendaknya dan orang/kelompok yang diperintah pastinya tidak senang dengan hal itu sehingga akan terjadi penindasan. Inilah yang menjadi akar penindasan dimuka bumi, terjadinya pemaksaan kehendak dari orang yang merasa superior kepada orang lain.

Read More..

Asal mula not nada

Tahukah anda sebagaimana diakui oleh sarjana barat maupun timur bahwa orang arablah yang memperkenalkan not Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si. Bunyi-bunyi itu diambil dari bunyi huruf-huruf arab : Dal, Ra, Mim, Fa, Shad, Lam, dan Sin. Adalah Hasan Ibn Nafi yang lebih dikenal dengan Ziryab yang mula-mula menemukannya. Ia seorang maula dari Irak, murid Ishak al-Maushuli. Seorang musisi dan biduan kenamaan dari istana Harun al-Rasyid. Ziryab tiba di Cordova pada tahun pertama pemerintahan Abd al-Rahman II al-Ausath.

Kepiawaian dalam seni musik dan tarik suara sungguh membekas dan berpengaruh hingga sekarang. Bahkan ia pula dikenal sebagai peletak dasar dari musik spanyol modern. Read More..

Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah cabang dari ilmu hayati yang membahas tentang kehidupan jasad renik (mikroorganisme/mikroba). Mikroba dapat menguntungkan dalam kehidupan manusia misalnya :

· Dekomposisi bahan organik limbah industri

· Pemberi hara bagi tanaman (biofertilizer)

· Industri makanan dan minuman (tempe, dll)

· Pengendali kehidupan misalnya Organisme Pengganggu Tumbuhan (Biopestisida)

· Dan dipakai dalam industri jasa (Bioremediasi).

Mikroorganisme juga dapat merugikan misalnya pada :

· Manusia (kanker, Tubercolosis, kudis, dll)

· Ternak (antraks, flu burung, dll)

· Tanaman (penyakit layu, kerdil, nekrosa, gigantism, dll) Read More..

Pertanian

Pertanian adalah usaha petani untuk mengelola sumber daya alam hayati dalam ekosistem tertentu untuk memperoleh manfaat.

Proofstation of java yaitu lembaga penelitian pada zaman penjajahan Belanda untuk mengembangkan Pertanian Rakyat (Kebijakan Pemerintah Belanda).

Agronomi berasal dari kata Agros = lapang produksi (field), dan nomos = pengelolaan. Jadi agronomi adalah cabang-cabang ilmu pertanian yang mencakup pengelolaan lapang produksi yang menghasilkan produksi maksimal (optimal). Agronomi dapat diartikan suatu ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan lingkungan tanaman (lapang produksi) guna memperoleh produksi yang optimal. Selain itu agronomi adalah ilmu yang mempelajari tindakan manusia dalam pengelolaan lapang produksi untuk mencapai produksi yang maksimal (optimal). Ilmu agronomi adalah bagian dari ilmu teknik pertanian yang meliputi ilmu tanaman dan budidaya tanaman.

Ilmu budidaya tanaman atau ilmu bercocok tanam adalah ilmu yang memproduksi hasil atau produksi pertanian dengan menggunakan faktor tanaman, tanah dan iklim. Tujuan setiap budidaya adalah untuk mencapai produksi tanaman yang setinggi-tingginya dan menguntungkan. Produksi tanaman yang tinggi hanya dapat dicapai bila tanaman tumbuh dalam keadaan baik.

Setelah Perang Dunia II dilakukan penelitian untuk membunuh kutu pada pakaian tentara yaitu DDT dan ternyata DDT Efektif untuk hama tanaman maka didirikan pabrik pestisida. Read More..

Rasisme

Presiden Amerika Serikat (Theodore Roosevelt) pendukung terkemuka dan tokoh yang menerapkan program pembersihan etnis terhadap penduduk asli Amerika dengan dalih “pemindahan Paksa”. Dalam buku the winning of the west, ia merumuskan ideology pembantaian, dan mengatakan bahwa peperangan antar ras hingga titik penghabisan melawan suku Indian sungguh tidak terelakkan. Yang menjadi sandaran utamanya adalah Darwinisme, yang telah memberikan dalih baginya untuk menganggap penduduk asli sebagai spesies terbelakang.

Hitler, yang menganggap manusia sebagai jenis binatang yang sangat maju, percaya bahwa untuk mengatur proses evolusi, diperlukan pengambil alihan kendali proses tersebut ke tangannya sendiri dalam ras manusia Arya, daripada membiarkannya diatur oleh kekuatan alam dan peristiwa kebetulan. Dan inilah tujuan akhir pergerakan nazi.

Untuk mewujudkan tujuan ini, langkah awalnya adalah memisahkan, dan mengucilkan ras-ras lebih rendah dari ras arya yang dianggap paling unggul. Disinilah nazi mulai menerapkan darwinisme dengan mengambil contoh dari “Teori Eugenika” yang bersumber pada Darwinisme.

Teori eugenika muncul di pertengahan awal abad ke-20, eugenika berarti membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta “memperbaiki” ras manusia dengan memperbanyak jumlah individu sehat. Sebagaimana hewan jenis unggul dapat di biakkan dengan mengawinkan induk-induk hewan yang sehat, maka berdasarkan teori ini, ras manusiapun dapat diperbaiki melalui cara yang sama.(Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme, Harun Yahya, Global Media/Global Cipta Publishing, Jakarta 2002) Read More..

Arsip Blog

Pengikut